Rabu, 14 Oktober 2009

Balada Pak Yamin

Perasaan ingin tau adalah sifat diriku yang terbilang susah dikontrol. Ya nggak tau, apakah ini memang jiwa turunan dari alm.abah dan kakakku yang diwarisakan kepada ku. Setiap melihat kejadian atau hal yang mengetuk hatiku pasti aku ingin mencari tahu.

Sore itu (lupa tanggal dan harinya), saat akan pulang kerja dan mengisi kewajiban absensi kehadiran. Tanpa sengaja berpapasan dengan seorang bapak kisaran usia 60 tahun masih sibuk bekerja menyapu kantor dimana lokasi tempatku bekerja, Pak Yamin, kerap orang- orang memanggilnya. Aku coba melempar senyum dan tegur sapa pak Yamin tersebut, begitupun dia juga membalasnya. Obrolan ringan terjadi sore itu. Karena terburu – terburu, aku hanya menanyakan kabarnya saja.

Kejadian esok harinya berlangsung ditempat sama, karena waktuku masih banyak sebelum balik ke rumah dan Pak Yamin tidak terlihat sibuk, aku pun mengajaknya ngobrol dan duduk di kursi loby kantor. Obrolan ini nampaknya menarik dan lama. Hingga Pak Yamin mengeluarkan sebatang rokoknya dan mengisapnya.

Dari obrolan hampir 1jam tadi, terkuak lah bahwa Pak Yamin mengabdi sebagai cleaning service adalah pilihan terakhir, karena tanpa aku sangka pak yamin ternyata mengecap pendidikan strata 1 (S1) dengan title Insinyur mesin beberapa tahun silam.
Kaget campur shock aku mendengarnya, dia pernah bekerja di sebuah perusahaan bertaraf internasional sebagai Supervisior senior engginering, bekerja hampir 10 tahun ditempat tersebut, membuat pak yamin tidak betah karena banyaknya hal- hal yang tidak sesuai dengan prinsip dan idealismenya.

Pak Yamin banyak menemukan kejanggalan dan ketidak beresan dalam perusahaannya, mulai dari penyuapan, korupsi hingga dia tidak pernah lagi mendapatkan kesempatan mendekatkan diri dengan penciptaNYA, hingga dia berani untuk mengundurkan diri dan tidak tahan dengan keadaan tersebut.

Pak Yamin sekarang hanya bekerja buat memenuhi kebutuhan makan buat keluarganya saja, tidak lagi memikirkan membeli mobil, rumah mewah, takut dengan harta yang melimpah malah makin menjauhkan dia dengan ALLAH, nyatanya pak yamin masih bertahan dan sehat, kerjaan yang dia lakukan sekarang pun mendapatkan banyak berkah, membantu membersihkan ruangan, membuatkan teh dan kopi dengan senyum. Pak yamin enjoy dengan pekerjaannya sekarang, dia cumin berpesan agar mengejar duniawi tapi tidak melupakan akhirat. Senyum Pak Yamin bakal selalu teringat, Senyum pak Yamin membuat orang bakal terhipnotis, banyak misteri didalam diri dan senyum Pak Yamin..satu lagi Sahabat sekaligus orang tua aku buat mengadu dan belajar tentang hidup..

“Isur..belajar Tersenyum saat engkau Susah dan menderita, kalau kamu bekerja dan makin jauh dari ALLAH lebih baik keluar dan berhenti bekerja lebih baik kamu jadi Pemulung lebih banyak faedahnya, bisa membantu mengurangi penumpukan sampah di rumah- rumah. Jangan pernah mengeluh ya sama hidup dan ALLAH, Lebih banyak bersyukur dalam Doamu kepada ALLAH” pesannya.

1 komentar:

Fitri Apriana mengatakan...

kak follow aku dunk.....